Senin, 19 September 2022

Don't Look Back in Anger

 Assalamualaikum..

Alhamdulillah, malam ini tiada disangka-sangka, aku seketika membuka blogku dan langsung klik New Post. Serasa miss sibuk sekali (padahal ya enggak juga), mau nulis satu tulisan saja di blog ini, rasanya susah sekali. Postingan terakhir tahun ini saja di bulan Januari. Aduh, udah lama banget, hahaha. Padahal aku udah nyiapin beberapa draf yang pengen banget ku ketik dan posting di blog ini, tapi ya pada akhirnya entah kapan terealisasinya, ya kan. Ya sudahlah, mumpung malam ini "jiwa menulisku" bangkit, aku akan coba berbagi postinganku ini ya. Seperti judulnya, pasti agak gak asing kan ya. Seperti judul lagu. Yups, memang, itu judul lagu dari band Oasis. Kebetulan aku lagi dengerin lagu itu sekarang dan langsung pengen aja nulis di blog. Yak itulah trigger aku nulis sekarang. Hahaha. 

Sedari aku kecil, aku bisa dikatakan suka sama musik. Orang tuaku sering membeli CD lagu-lagu lawas seperti Ebiet G. Ade, Betharia Sonata, Ratih Purwasih, Dian Piesesha, Koesplus, The Mercys, dan masih banyak lagi. Dari kakak perempuanku juga, aku diperdengarkan lagu-lagu seperti Westlife, The Cranberries, Evanescence, dan lain-lain. Tak butuh waktu lama, aku bisa menerima begitu saja lagu-lagu itu. Pertama kali yang membuatku suka adalah melodinya. Terkait liriknya apa, aku kurang menghayati. Mungkin kalo suasana hati mendukung alias lagi galau, aku bisa menghayati liriknya. Hahaha. 

Sabtu, 22 Januari 2022

Minimalism

 Assalamualaikum..
Sudah lama gak nulis di blog ini ya, kadang ada niat tapi selalu tertunda realisasinya. Yah, alhamdulillah malem ini ditemani gerimis yang turun dengan syahdunya, pikiran dan tanganku tergerak untuk menulis di blog ini. Oke, entah ada yang baca atau enggak, aku ingin berbagi cerita tentang "minimalism". Btw, makasih yang udah mau nyempetin nengok blog ku yang mungkin gak menarik ini yaa, haha. Salam kenal juga bagi pembaca atau teman baru kalo kalian tak sengaja mampir ke blog ku.

Aku pikir, aku baru merasa tertarik untuk "menekuni" minimalism ini pada saat masa pandemi. Keseharianku yang biasa bekerja di kantor, jalan-jalan sama teman, dan kegiatan lain di luar, berubah menjadi full time di kamar kosan aja. Awal-awal "mengurung diri" di kamar rasanya memang menyenangkan karena bisa banyak istirahat di kamar aja, tetapi setelah berbulan-bulan, setahun dan sekarang udah dua tahun masih belum selesai juga pandemi Covid-19 ini, rasanya membosankan. Yah, gak bisa dibilang membosankan terus menerus sih tapi ya fluktuatif tergantung intensitas kegiatan yang kita lakuin. Kalo sibuk kerjaan atau tugas kuliah, ya got no time to be bored. Intinya ruang geraknya terbatas dan terasa "kesepian" itu yang kadang membuat bosan dan rasanya "lelah". Mungkin kalo dari pendapat kalian ada yang berbeda ya, terkait keseharian waktu pandemi ini. Nah, karena lebih banyak menghabiskan waktu di kamar aja, aku menjadi lebih sering dan lebih dekat mengamati apapun yang ada di kamar, dari barang-barangku ada apa saja, penataan barang, warna barang, dan lain-lain, random yak. Aku tuh sebenarnya bukan tipe yang gila belanja, tapi mungkin tipe yang kalo belanja gak mikirin bakal menumpuk di kamar atau lemari. Apalagi kalo terkait baju, aku emang dari kecil sering dapat lungsuran baju dari kakak atau saudara dan aku merasa seneng-seneng aja, jadi setiap ada baju ya numpuk aja gitu di rumah, enggak dilungsurin lagi, kemana gitu, akupun juga anak terakhir. Aku merasa waktu aku masih kecil inisiatifku untuk recycling barang masih kurang.  Apalagi mengenal gaya hidup minimalis.

Selasa, 07 September 2021

Puisi tentang Rindu

 Apa kabar kamu? Ya, kamu, buku yang sedari lama telah ku corat-coret dengan tulisan penuh curahan dari hati, mimpi-mimpi terpendam, dan sekelumit cerita kehidupan masa kecilku

Betapa cepat waktu berlalu, bukan.. Betapa manisnya mengenang cerita yang pernah kutuliskan di setiap lembaranmu, buku 

Rabu, 09 Desember 2020

Review Buku : Jurus Sehat Rasulullah ﷺ

Assalamualaikum..
    Kali ini aku ingin mencoba mengulas sedikit salah satu buku yang berhasil aku selesaikan bulan Juli tahun ini. Buku yang terkesan seolah-olah "berat" tapi setelah selesai membacanya ternyata isinya cukup mudah dipahami dan sepertinya mudah dipraktikkan, insyaallah. Sebenarnya postingan ini akan aku tulis setelah tepat aku menyelesaikan bacaan bukunya, tapiii.. ternyata molor sekali teman-teman. Maafkan ya terlambat. Aku juga pengen ngucapin terima kasih banyak pada mbak Indah yang sangat baik hati meminjamkan buku ini ke aku. Arigato! Nah langsung saja sesuai judul aku akan mulai review sekilas buku Jurus Sehat Rasulullah ﷺ (JSR).
    Sekitar periode tahun 2019-2020 ini, aku merasa istilah JSR ini cukup hits terutama di media sosial. Misalnya seperti ada berbagai resep "ramuan sehat" dari berbagai bahan alami, seperti buah-buahan, kayu manis, daun mint, dan lain-lain. Di dalam buku ini banyak dikupas segala hal yang berkaitan dengan "apa yang masuk ke dalam tubuh kita". Buku ini ditulis oleh seorang dokter yang banyak berkecimpung dalam dunia kesehatan islami, yakni dr. Zaidul Akbar. 


Detail Buku

Judul: Jurus Sehat Rasulullah ﷺ
Hidup Sehat Menebar Manfaat

Penulis: dr. Zaidul Akbar

Penerbit: PT Sygma Media Inovasi, Bandung

Cetakan: Pertama, Februari 2020

Halaman: xx + 315 halaman


  Buku ini dikemas dengan hard cover. Untuk visual isi bukunya juga bagus, tulisannya jelas, dan dilengkapi dengan beberapa gambar terkait. Secara keseluruhan, menurutku penyajiannya menarik  dan yang terpenting mudah dipahami isinya. Nah terkait isi, buku ini memuat banyak info menarik seperti:
- masalah kesehatan kita saat ini (dilihat dari beberapa sumber makanan), 
- jurus menyehatkan tubuh ala Rasulullah, 
- kunci sehat membangun gen yang sehat, 
- pengobatan yang dianjurkan Rasulullah, dan lain-lain.

    Banyak informasi baru dan tips yang bakal didapat saat membaca buku ini. Mengutip dari salah satu halaman di buku ini tentang bagaimana agar kita bisa tetap sehat? solusinya adalah dengan memperbanyak makan sayuran mentah dan buah-buahan setiap hari. Kedua makanan itu merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.  ^^

    Yaps, mungkin cukup itu dulu sedikit ulasan dari aku. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangannya yaa, mohon koreksinya. Terima kasih telah bersedia mampir dan membaca tulisanku ini yaa. Maturnuwun. Gomawo. Gracias. Merci. Xie xie. ^^

Wassalamualaikum..

Minggu, 17 November 2019

Weekend Escape: Melaut ke Utara Jakarta - Pulau Pari

Assalamualaikum..
Yes, alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan untuk kembali lagi mengisi blog ku yang sudah entah sedari kapan aku tinggalkan.. maafkan daku ya, blog. Well, kali ini aku kembaliii. Aku ingin berbagi cerita traveling ku yang sebenarnya sudah terjadi cukup lama, sekitar dua tahun yang lalu. Telat banget ya kan.. tapi gak apa-apa lah ya, better late than never~

~Mau Liburan Kemana Yuk~
Jadi, singkat cerita, temen kosanku tiba-tiba mengajakku untuk liburan ke suatu tempat, di sekitar Jakarta. Akupun yang masih awam bertualang ini serta merta langsung menyanggupinya. Ya mumpung, masih tergolong anak baru di ibukota ini dan sejujurnya kepingin untuk menelusuri sudut-sudut kota Jakarta yang belum pernah aku kunjungi, mengapa tidak. Aku dan temanku lalu berembug untuk menentukan tujuan kita pergi kemana. Karena temanku yang pertama kali mengajakku untuk bepergian, dia sudah punya opsi tempat yang mungkin akan kami kunjungi. Temanku mengusulkan untuk pergi ke Sawarna, Banten. Salah satu tempat wisata di Banten yang bernilai sejarah dan  menarik untuk dikunjungi. Namun, aku tidak begitu yakin untuk ke sana.. karena menurutku,  ya aku masih newbie traveller, perjalanan untuk pergi ke sana rasanya cukup jauh dan agak menantang hehe.. Apalagi kami pada saat itu masih belum boleh ambil cuti, sehingga mau tidak mau jatah liburan kami hanya waktu weekend, dua hari satu malam. Jadi karena aku ragu-ragu untuk melakukan perjalanan ke Banten, lalu pada akhirnya, pilihan kami jatuh ke Pulau Pari, salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Mengingat ini merupakan perjalanan yang terbilang agak "jauh" (nyebrang laut gitu) bagi kami, jadi kami memutuskan untuk ikut open trip sesuai yang direkomendasikan oleh salah satu temanku.

Selasa, 29 Agustus 2017

Puisi tentang Senja

Dunia ini gelap, gelap gulita dalam keterasingan
Dunia ini fana, fana walaupun dalam gelak tawa

Don't Look Back in Anger