Assalamualaikum..
Yes, alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan untuk kembali lagi mengisi blog ku yang sudah entah sedari kapan aku tinggalkan.. maafkan daku ya, blog. Well, kali ini aku kembaliii. Aku ingin berbagi cerita traveling ku yang sebenarnya sudah terjadi cukup lama, sekitar dua tahun yang lalu. Telat banget ya kan.. tapi gak apa-apa lah ya, better late than never~
~Mau Liburan Kemana Yuk~
~Mau Liburan Kemana Yuk~
Jadi, singkat cerita, temen kosanku tiba-tiba mengajakku untuk liburan ke suatu tempat, di sekitar Jakarta. Akupun yang masih awam bertualang ini serta merta langsung menyanggupinya. Ya mumpung, masih tergolong anak baru di ibukota ini dan sejujurnya kepingin untuk menelusuri sudut-sudut kota Jakarta yang belum pernah aku kunjungi, mengapa tidak. Aku dan temanku lalu berembug untuk menentukan tujuan kita pergi kemana. Karena temanku yang pertama kali mengajakku untuk bepergian, dia sudah punya opsi tempat yang mungkin akan kami kunjungi. Temanku mengusulkan untuk pergi ke Sawarna, Banten. Salah satu tempat wisata di Banten yang bernilai sejarah dan menarik untuk dikunjungi. Namun, aku tidak begitu yakin untuk ke sana.. karena menurutku, ya aku masih newbie traveller, perjalanan untuk pergi ke sana rasanya cukup jauh dan agak menantang hehe.. Apalagi kami pada saat itu masih belum boleh ambil cuti, sehingga mau tidak mau jatah liburan kami hanya waktu weekend, dua hari satu malam. Jadi karena aku ragu-ragu untuk melakukan perjalanan ke Banten, lalu pada akhirnya, pilihan kami jatuh ke Pulau Pari, salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Mengingat ini merupakan perjalanan yang terbilang agak "jauh" (nyebrang laut gitu) bagi kami, jadi kami memutuskan untuk ikut open trip sesuai yang direkomendasikan oleh salah satu temanku.
Fasilitas open trip yang diberikan saat itu sudah termasuk antara lain transportasi pergi-pulang dari/ ke Pulau Pari dengan kapal nelayan, tour guide, welcome drink, makan siang, makan malam (bbq with seafood), sarapan, makan siang hari kedua, dan tersedia pula homestay untuk kami menginap dan berteduh selama dua hari satu malam.
~Menyeberang Laut~
Sabtu pagi, 26 Agustus 2017 merupakan hari H kami berangkat ke Pulau Pari. Setelah Shubuh, bismillah kami meluncur dengan naik mobil ojek online dari kosan ke Pelabuhan Kaliadem yang menjadi meeting point perjalanan kami ke Pulau Pari. Yak, sesampai di pelabuhan, langit masih gelap, dan aku masih mengantuk hehehe. Sesampai di pelabuhan, kami harus mencari pemandu open trip kami. Oiya, ada hal yang kebetulan menarik di sini. Temanku bilang kalau kita bareng serombongan sama teman-teman OJT nya. Wah, alhamdulillahh. Padahal sebelumnya kami tidak janjian, eh ini tak sengaja bisa bebarengan liburannya, malah satu rombongan open trip dan satu penginapan. Oke.. setelah kami semua berkumpul dan bertemu tour guide, kita segera naik perahu nelayan.. ready for sea sick? hmmm tidakk.
Suasana Pelabuhan Kaliadem |
Perjalanan menyeberangi laut menuju Pulau Pari memakan waktu sekitar dua jam. alhamdulillah, perjalanan lancar, cuaca cerah, dan ombak cukup bersahabat. Sesampainya di Pulau Pari, kami disambut pemandangan yang luar biasa indah. Air hijau tosca, pasir putih, dan pohon-pohon hijau yang mungkin selama ini jarang sekali kami temui.. halo,Pulau Parii, here we come.
Turun dari kapal nelayan, kami jalan kaki menuju tempat penginapan. Sesampai di penginapan kami dibebaskan untuk istirahat dan main sendiri dulu. Termasuk makan siang dulu sebelum mengeksplor pulau. Kami serombongan menginap di dalam satu rumah, ada dua kamar, satu kamar untuk yang perempuan dan satunya untuk yang laki-laki.
Di depan penginapan, pihak dari opentrip sudah menyediakan sepeda onthel untuk kami mengelilingi Pulau Pari. Wih, menyenangkan nih, berkeliling pulau dengan sepedaan, hehe. Nah setelah beberes barang-barang ke kamar, langsung saja kita menuju spot pertama, yaitu Pantai Kresek. Terus terang sih, opentrip kita ini cukup diberikan kelonggaran dan tidak terlalu terikat dengan jadwal, yah let's enjoy this vacation!
Mari Bersepeda |
~Menuju ke Pantai Kresek~
Cus langsung kita saling susul dengan menggenjot sepeda kita menyusuri jalan kecil. Masyaallah, kapan lagi ya bisa sepedaan ke pantai seperti saat itu lagii, hihi. Ternyata perjalanan tak terlalu jauh dari penginapan untuk sampai di Pantai Kresek. Saat itu masih lengang sekali, tak banyak orang yang berada di pantai itu. Sepanjang mata memandang, hamparan air laut hijau tosca memanjakan mata kita. Sesekali menikmati deburan ombak laut dan sepoi-sepoi sejuknya angin.
Spot Pertama Sungguh Indah |
Pfiuh, penat di pikiran seakan pelan-pelan lenyap bersama deburan ombak. Pemandangan di pantai ini pun cantik, banyak pohon-pohon di pesisir, jadi cocok banget untuk bersantai sambil menepi dari tepi untuk menikmati ombak.
Setelah puas menikmati Pantai Kresek dan cekrek-cekrek mengambil foto, lalu lanjut ke spot selanjutnya, yaitu snorkeling!
~Siap-Siap Nyebur~
Kita kembali lagi ke penginapan untuk mengambil perlengkapan dan ganti baju karena kita mau snorkeling. Hmm, ini pengalaman pertamaku untuk snorkeling. Tentu saja ada rasa takut, apalagi ku belum bisa berenang. Namun temanku menenangkan aku, akan baik-baik saja. Okesip.. setelah mengambil perlengkapan snorkeling kita berangkat, naik perahu lagi. Yosha~ mari kita mengarungi samudera.
Masyaallah, fabiayyi ala'i robbikuma tukazziban.. sepanjang mata memandang hamparan laut begitu biruuu. Semakin ke tengah laut, semakin biru. :)
Menuju Tengah Laut |
Sebiru Hari Ini |
Ohya, karena kita melakukan aktivitas outdoor siang-siang gitu dan nyebur ke air, jangan lupa pakai sunblok gaes. Alhamdulillah, saat itu cuaca sedang bersahabat, langit biru, laut biru, luar biasa kerenn. Pemandangan di sepanjang perjalanan pun membuatku terus berdecak kagum. Sungguh indah ciptaan Allah :"
Yeay, Nyeburr |
Kemana Perahu Kan Membawamu Pergi~ |
In Action |
Terus terung saja, aku belum bisa berenang, nyebur di kolam renang saja jarang-jarang. Apalagi untuk snorkeling di laut yang berombak. That was officially my first time snorkeling. Di saat teman-teman yang lain sudah mulai nyemplung di air, aku memilih nyemplung akhir-akhir saja sampai keberanianku terkumpul. Barulah aku nyemplung, cess rasanya. Ombaknya itu serasa membawaku pergi menjauh~~ yah ini saatnya aku berulah merepotkan teman-temanku untuk tidak jauh dariku. Hehe. Maapkeun ya. Seru sih snorkeling sebenarnya, apalagi kalau beneran bisa berenang, wah tambah seru n mantap ya sepertinya! wish i could swim.
Ikan-Ikan Bersembunyi di Antara Terumbu Karang |
~Menikmati Senja di Tepi Pantai~
Matahari perlahan mulai beranjak dari peraduannya. Selepas bersih-bersih dari snorkeling tadi, kami pun memacu sepeda kami menuju pantai di dekat LIPI yang menjadi spot untuk menikmati senja.
Perjalanan menuju ke sana tidak terlalu jauh. Sepanjang jalan pun, banyak pohon-pohon di kanan kiri. Tak banyak pengunjung di kawasan tersebut sehingga membuat suasana terasa lengang.
Ah, menikmati senja memang tak pernah salah. Terlalu indah untuk dilewatkan. Apalagi menyaksikannya di tepi pantai seperti ini indah sekali. Masyaallah. Dari beberapa foto senja yang aku abadikan dari kamera ponselku, aku paling suka foto di bawah ini. Seperti harmoni yang indah. Perahu. Laut. Langit. :)
Matahari perlahan mulai beranjak dari peraduannya. Selepas bersih-bersih dari snorkeling tadi, kami pun memacu sepeda kami menuju pantai di dekat LIPI yang menjadi spot untuk menikmati senja.
Perjalanan menuju ke sana tidak terlalu jauh. Sepanjang jalan pun, banyak pohon-pohon di kanan kiri. Tak banyak pengunjung di kawasan tersebut sehingga membuat suasana terasa lengang.
Ombak Berderu Pelan |
Temaram Merah Senja |
Insyaallah Esok Hari Bertemu Lagi |
Malam pun tiba, aku dan teman-teman yang lain bersiap menuju tempat barbekyuan. Naik sepeda lagi. Hoho. Jalanan menuju pantai tempat barbekyu-an (yang ternyata Pantai Pasir Perawan) melewati rumah penduduk. Enak sepedaan di pulau seperti ini. Jauh dari keramaian kendaraan. Yaps. Kami barbekyu-an dengan menu ikan. Nyam-nyam alhamdulillah perut kenyang.
~Hari Terakhir di Pulau Pari~
Kami mengawali pagi ini dengan sepedaan lagi menuju ke Bukit Matahari, untuk berburu matahari terbit. Kami mencari-cari dimana letak Bukit Matahari. Aku ngikut saja sama teman-teman di depanku, yang akhirnya membawa kami ke suatu tempat seperti panggung yang menghadap ke laut. Apakah ini yang disebut Bukit Matahari? Hmm, mungkin saja..
Menunggu Matahari Terbit |
Tak banyak kegiatan yang kami lakukan di hari terakhir di Pulau Pari ini. Karena sekitar pukul 11 kami sudah harus check out dari penginapan. Tak disangka spot terakhir yang kami kunjungi di Pulau Pari ini yang paling terbaik menurutku. Jadi pantai tempat barbekyu-an semalem itu pesonanya mampu menyihir siapapun yang memandangnya! Bagaimana tidak, pasirnya putih, airnya bening, dan lingkungannya masih bersih. Pantai yang indah ini namanya Pantai Pasir Perawan. Tak jauh dari tepi pantai ada pulau kecil dan untuk mencapai ke sana bisa berjalan melewati air atau mau berenang pun bisa. Namun itu cukup dangkal kok, untuk orang seumuran aku ya. Ombak di pantai ini pun begitu pelan. Sebenarnya pengen berlama-lama di pantai iniii, tapi waktunya tinggal dikit lagi karena kita harus segera kembali ke kapal nelayan untuk kembali ke Jakarta.
Ah Cantik Kali, Masyaallah |
Bersantai di Tepi Pantai |
Selamat Tinggal Pulau Pari |
Wassalamualaikum..
P.S.: Seluruh foto di tulisan ini bersumber dari dokumen pribadi.
Ulala yulia... kangen nih ngetrip bareng lagi 😘
BalasHapusMe too sis 😆
Hapus